Thursday, October 24, 2013

.@pinot and his thief: the story

Sekitar 10 bulan lalu, belum setahun, saat gw pertama kali kenal Pinot. Waktu itu Pinot adalah salah 1 dari 4 peserta lomba design @holycow. Waktu itu Pinot diadu lawan @andiraa, @yodeesigner & @glennmarsalim. Kebetulan bertempat di @CommaID dan waktu itu kita Comma memang sedang mengangkat kehebohan kampanye digital / lomba design logo Holycow. Acaranya bernama "#PEMILGO: The Untold Story"

Kebetulan juga, Pinot, yang memang tidak sedang berbasis di Jakarta, Kuwait lebih tepatnya, sedang berkunjung ke Jakarta, pas untuk hadir di acara itu. Pinot, lebih sering diceritakan oleh partner gue, @dondihananto, sebagai designer/pekerja seni basis di Kuwait, kolektor gadget antik. "Kolektor gadget antik" lebih nyantol di gue, secara gadget adalah, well, .. yagitudeh. Gue masih mengabaikan tuh, title "pekerja seni" yang dia pegang. I didn't even bother to google his work back then.

Perkenalan gue sama Pinot sih cuma cukup sampai acara itu, selanjutnya? Sosial Media..

As time goes, with the help from sosial media, gue jadi tau deh tuh, karya-karyanya. I'm telling you, HE IS A LEGEND. Bukannya melebih-lebihkan, tapi coba cek akun Vine & Instagram dia dengan username @pinot. Pengakuan pun bukan dari gue dan temen2 dari dunia maya lainnya, apalagi cuma keluarganya. Pengakuan ada dari seluruh dunia dimana setiap posting Vine dia dapet ribuan like. Bahkan, Vine adalah tempat dia bersinar (sebelum Instagram bisa video). Followers Vinenya aja lebih banyak dari Twitternya. Pinot juga orangnya yang bikin gue ciut main Vine. Geez, even his daughters are better on Vine than me -.-"

That's not all, acknowledgement dia juga dateng dari Mashable sebagai "10 Best Users to follow on Vine" !!

Makanya, disaat cerita berikut ini kejadian, kita semua, temen-temennya Pinot gak terima.
Ada satu akun twitter, namanya @panjisam, blognya panjisam.blogspot.com  , dan instagramnya @panjisam. Sayangnya, twitter dan Instagramnya sudah ditutup, kenapa? wait ...

Panji adalah anak kuliah yang membahas banyak kehidupan pribadi dan perkuliahannya di blognya. All sorts of different things. One day, Pinot menemukan dari temannya bahwa ada yang mencuri karyanya di vine, untuk ditaruh di Instagram. Ya Panji inilah orangnya. Karya Pinot, diposting di Instagram Panji, link ke Twitternya. 





Men, mau maling di sosial media, habislah di bully di sosial media. x)
Cerita lengkapnya bisa di baca di storify @amasna ,.. sampe ada part 2-nya.

Akhir cerita dari semua itu berakibat Panji yang menutup semua akun sosial medianya, dan sekarang yang sudah aktif lagi adalah blognya, dengan "permintaan maaf". Sad, really.

So, where are we going with this?

Kasus ini adalah pencurian hasil karya dan hak intelektual. Penggunaan materi tanpa izin. Panji mengambil hasil karya Pinot, untuk diluncurkan di Instagramnya, tanpa meminta izin Pinot bahkan menyebut itu karya Pinot.

Kreativitas Pinot disini dicuri. Pinot bisa sukses dengan niatnya, bakatnya dan passionnya bikin semua karyanya. Gak gampang lho bikin stop motion di Vine. Apalagi kualitasnya begitu. Pinot upload itu tentu sudah mengerti konsekuensinya diambil, ditiru bahkan dijiplak. Tapi Pinot juga membutuhkan sarana seperti Vine untuk memajang karyanya. 

Apa kita mau senaif itu berkata "Kalo gak mau dicuri karyanya, ya jangan diposting lah". Itu sama saja dengan "Kalo gak mau diperkosa, jangan pake rok mini". Gak dong? apa iya kita hidup di lingkungan seperti itu? Walaupun jawabnya sekarang iya (Sayangnya), tapi gak bisa didiemin.

Panji memang belum monetize hasil "pencuriannya". Entah itu untuk dijual lagi, atau dijadikan portfolio mencari CV buat dia. Tapi tindakan ini tidak bisa dibenarkan. Karena ini menciptakan pola pikir bahwa untuk populer atau mendapatkan exposure ngga perlu berkarya atau kreatif. Pakai aja barang orang lain yang bagus-bagus, yang penting keren & populer dengan instant.

Ini bukan kasus yang pertama. Undang-undang ITE belum sepenuhnya melindungi hasil karya seseorang. Wong di TV, masih mengambil cuplikan video dari YouTube, dengan menuliskan "courtesy of YouTube". Mereka, di TV, tidak tahu (atau tidak mau tahu) bahwa setiap video yang dipublish di YouTube itu ada artisnya, ada yang berkarya dibaliknya, bukan karya YouTube. YouTube adalah medianya. Dengan catatan video yang diunggah hasil karya sendiri, bukan comotan juga dari sumber lain.

Bila tidak bisa diselesaikan secara musyawarah dan undang-undang tidak melindungi, otomatis menjadi tahap sebelum "digebukin rame-rame", yaitu bully. Kejadian yang sama dengan adanya masukbusway.com. Sebenarnya, sudah jelas sanksi bagi kendaraan pribadi masuk ke jalur busway. Tapi karena masih banyak yang melakukan (entah mungkin they got away with it so easily?)

Pinot, or any other artist, should have the rights to showcase his works without fear of getting robbed. 
Pinot, or any other lady, should have the rights to wear a miniskirt without fear of being raped.

*In this case, I would run if Pinot wears a mini skirt*
disclaimer: Pinot is a dude

signed,
@sheggario

2 comments:

  1. I'm not supporting Bully by all means because it's simply wisdom of the mob and can easily misused for other means. But in this case, there's no other solution yet. Sadly

    ReplyDelete
    Replies
    1. Right on Ses. First to comment. Haha

      Delete