Monday, October 07, 2013

iPhone 5S: S for Steve, S for Slick!

Labil, 
"upgrade gak ya dari 5 ke 5S?" 
"Bedanya apa sih 5 ke 5S?"
"kalo sama 5C?"
"Apa gw beli 5C aja?"
"Apa gak usah beli? tunggu iPhone 6?"

Ribet yee..

Saya sudah pernah mem-preview iPhone 5S & 5C sehari sesudah launch. Tapi ingat, itu preview. Ini review karena saya sudah mencobanya selama 2 minggu. 

iPhone 5S boleh dibilang smartphone flagship termahal sejauh ini yang tanpa menggandeng branding rumah design premium. Bukan BlackBerry Porche, bukan LG Prada, bukan Vertu, .. bagi saya, itu super premium phone. Bagi saya, its way too premium to be considered a smartphone.

Saya mulai dari harga yaa (soalnya ini paling gak enaknya tentang 5S). 5S itu harganya mulai dari A$869, A$999 & A$1129 atau,... Rp. 9,2 juta, Rp. 10.5 juta atau Rp. 11.9 juta. Harga itu saya konversikan dari Apple Store AU dan belum termasuk ongkir & pajak. (Prediksi gw disini akan berharga setidaknya 9.7 - 13 juta). Harga yang luar biasa untuk dihabiskan ke smartphone. 

*Kenapa toko Australia? coz that was my most reliable sources*

Kalo harga segitu gak layak untuk smartphone secanggih apapun, tinggalin deh, gak usah dipikirkan lagi untuk beli, jangan baca posting ini lagi. I love gadget, but we gotta be reasonable, right?

Tapi kalo masih penasaran, "apa sih hebatnya smartphone seharga segitu?" 

Gw akan men-geralisasikan bahwa kebanyakan yang kepikiran beli iPhone 5S, adalah fanboy!. Kenapa? karena saya pikir, saingan yang flagship smartphone yang ada dipasaran, lebih murah, jauh. Sebut aja Galaxy Note 3, Sony Xperia Z1, LG G2, BlackBerry Z10, Q10, bahkan nanti Z30 juga saya yakin akan dibawah 9 juta. Cuma fanboy, yang punya pengalaman dengan produk Apple lainnya, akan sedikit punya keinginan lebih untuk beli 5S. Setidaknya, itu hasil penemuan saya setelah ngobrol dengan banyak orang, fanboy dan bukan. Makdarit, saya akan bandingkan iPhone 5S dengan iPhone 5. 

Fisik

Penting diawal diketahui bahwa bentuk dan ukuran 5 & 5S adalah sama persis. 


Kenapa penting? well, setidaknya casing-casing yang sudah dibeli untuk 5, masih bisa digunakan untuk 5S. 


Yang berbeda cuma di warna, flash & tombol home. 5S hadir dalam 3 warna, yaitu space gray, white & gold. Space Gray itu berbeda dengan hitam, yaiyasik, 1 abu-abu, 1 lagi hitam. 


Flash untuk kamera di 5S itu menggunakan dual LED (kita bahas lebih dalam tentang kameranya, nanti) dan tombol menu di 5S sudah tidak ada gambar kotaknya lagi, tapi sudah ditambahkan fungsinya ke fingerprint scanner. 


Prosesor

5S menggunakan prosesor yang mensupport 64-bit. Ini pertama kalinya dilakukan oleh smartphone. Banyak kontroversi disini, karena ini adalah berita besar. Apa hebatnya 64-bit? ada pros & cons menuju ini. Seperti diberitakan the Verge, bahwa 64-bit akan ngaruh banget. Pros-nya? Singkatnya, tentu lebih cepat dan nantinya akan bisa memanfaatkan 4GB RAM. Tapi Cons-nya? akan menjadikan apps berukuran lebih besar, akan bikin makan tempat. Menurut QualComm, pembuat prosesor saingan, sebenarnya prosesor 64-bit 5S ini cuma gimik marketing. Silakan dibaca linknya, manut yang mana. Yang jelas, beberapa hari sesudah launch, Samsung juga berencana mengeluarkan prosesor 64-bit. Ha!

Pengalaman saya pakai untuk 2 minggu ini sih belum terasa. Yes, memang cepat. Tapi bedanya dikit banget dibanding 5. Asumsi saya adalah ini persiapan untuk aplikasi-aplikasi yang lebih berat. Dari segi prosesor, untuk memiliki 5S saat ini, belum waktunya. 

Ask yourself, do you think speed is a big deal?

Kamera & Video

Bagian yang lebih terlihat mungkin di hasil kameranya. Ingat, hasil kamera bukan lagi di jumlah megapixelnya. Saya selalu berpikir, "Yaelahbro, paling juga hasilnya nyangkut di Instagram atau Path" | setidaknya sebagian besar gitu kan?

Yang membedakan ada di 2 hal, flash & Aperture. 

Flashnya sekarang menggunakan 2 LED, lebih terang. Agak bertentangan dengan smartphone lain, terutama Nokia Lumia 1020. 1020 menekankan bahwa mereka tanpa flash saja, sudah bagus. Bahkan berdasarkan pengetahuan saya yang minim soal fotografi, bahwa flash adalah ide yang buruk. Kamera harusnya menyerap cahaya sebanyak mungkin secara alami, caranya, semakin lama membuka sensornya. Tantangannya adalah membuat kamera dan objeknya, sediam mungkin. Oleh karena itu, bila tanpa flash, image stabilizer menjadi sangat penting. 

Apple memilih jalan menguatkan flash ditambah melebarkan aperture dari 2.4 ke 2.2 (semakin kecil angkanya, semakin lebar) Aperture yang semakin lebar juga memungkinkan kita mengambil gambar yang lebih tajam ke yang di-fokus dan blur sisanya. (semacam lensa fix pada SLR).

sebelah kiri adalah 5S, sebelah kanan adalah 5





5S menggunakan Flash


5S tanpa Flash. Disini terlihat tajamnya yang objek di fokus depan, dan blur yang belakang. Perhatikan sidik jari di sendok yang terlihat.


Gak keliatan bedanya? memang tipis. Karena semuanya dalam bentuk Auto. Jadi gini, karena perbedaan aperture, hasilnya engine kameranya juga akan menentukan sendiri kurang atau cukupnya cahaya. Maksud saya begini,,.. setiap foto yang diambil 5S, menggunakan f2.2 yang menghasilkan cukup cahaya. Sehingga 5S hanya membutuhkan ISO 320 di foto-foto atas, sedangkan 5 membutuhkan ISO 500. Ini menghasilkan foto yang lebih banyak noise (coba di zoom deh) dan ukuran file di iPhone 5 yang sekitar 10-20% lebih besar. Perbedaan juga terlihat di shutterspeed yang berbeda, sedikit. Semua ini terlihat lebih jelas di photo software (yang simple mungkin bisa coba lihat di iPhoto)

Burst shot juga bisa di 5S. Tinggal tahan tombol fotonya aja. Antara yang dilayar, atau volume up. 

Videonya juga ada tambahan fitur. 120 fps. Normalnya, video itu direkam di 30 fps, tapi di 5S, jadi 120 fps, artinya, SLOW MOTION! Walaupun 120 fps ini di resolusi 720p (iPhone 5 1080p x 30 fps), tetep aja keren. Dan slow motion itu bisa di edit jadi sebagian slow motion, atau seluruhnya. Kalo kreatif, kita bisa bikin banyak video kece. Jadi inget jaman anak Skate.. 

Gimana? The camera moves you? No? lets move on..

Touch ID

Touch ID adalah teknologi Apple yang bisa mengenal sidik jari kita. Ingat tombol home beda yang saya bahas tadi, ini gunanya. Beberapa hal menarik tentang Touch ID. Touch ID sangat cepat. dibawah 1 detik, sudah bisa unlock 5S. Touch ID juga akurat, bahkan perbedaan jempol kanan dan kiri pun terdeteksi. Cepat & Akurat.. Slick!

Selain untuk unlock 5S, Touch ID juga bisa digunakan untuk mendownload/membeli apps. Jadi ini mempercepat dan mempermudah hidup. Kalau gagal? tenang, masih ada passkey seperti biasa.

Cara set-nya butuh waktu, tapi tidak sulit. Perlu dilakukan berkali-kali memang, tapi hanya 1 proses di depan.



Hal lain mengenai Touch ID adalah hal yang saya dapatkan dari MakeMac. Selain bisa lebih dari 1 sidik jari, selain jempol tangan, Touch ID juga bisa di set menggunakan jempol kaki dan err... PENTIL!. Err.. karena penasaran, ya saya coba. Dan err.. Bisa! x) *i look like a fool, I know, but curiosity kills*

Lain-lain

Ada lagi, batre. iPhone 5S itu 1570 mAh dan 5 itu 1440 mAh. Tapi inget, prosesornya beda, konsumsi batrenya beda.

Jadi....

Jadi beli gak nih? Beli gak? Beli gak? Beli gaaaaak? Haaaah? Iya kenceng, iya kamera lebih bagus, tapi iya juga bisa aja lebih gede ukurannya, iya juga sih ukurannya pas buat 1 tangan, iya juga seandainya bisa lebih murah. Saya disini cuma membantu untuk menimbang, bukan mengambil kesimpulan. Kebutuhan kan berbeda. Maunya juga berbeda. Trus? ekosistemnya gimana? Komputernya pakai apa? Mac? Windows?

Banyak pertimbangan memang kalau mau beli smartphone, terutama yang lebih diatas 10 juta.  Do you want it? or Do you need it? | Saya bilang, kalau upgrade dari 4 atau 4S, kerasa bedanya. Kalau upgrade dari 5, well ..  All drills down to the price. ;) 

S for Steve, S for Slick!

2 comments:

  1. kalo sekarang harusnya iPhone 6 optionnya...

    kalo budget ga cukup jangan cobain iPhone 6 palsu deh, nyesel! hehehe. Makanya harus jeli bisa bedain iPhone 6 asli dan iPhone 6 palsu.

    ReplyDelete
  2. Thank you for sharing nice information . I like to know more about what is new and i think that we must always learn from each other
    Jobs

    ReplyDelete